Wednesday, 2 November 2016

~ KISAH SI PUTERI ~


Suatu masa dahulu...

Ada seorang puteri. Hidupnya sama seperti putera puteri yang lain. Terkadang happy, terkadang moody. Pendek kata, kehidupannya normal seperti manusia-manusia yang lain.

Sehinggalah tibanya suatu masa...

Si puteri termenung di kamarnya. Melihat tompokan-tompokan putih di langit yang membiru. Indah! Ya, indahnya hari itu tapi jiwa muda si puteri tidak merasakan keindahan itu.

Entah kenapa, si puteri sendiri tidak tahu. Puas di korek jiwanya mencari jawapan namun hampa..Aduh, kosong jiwa ini!!! Jerit batin si puteri.

Seketika, bagai di tarik suatu kuasa yang datangnya entah dari mana, mata si puteri tertangkap pada sebuah objek berwarna ungu. Kelihatannya seperti suatu kitab kecil. Lantas, tanpa di pinta, kaki si puteri bergerak menuju ke arah objek ungu itu. Tangannya laju menggapai objek ungu tersebut.

Tersentap jantung si puteri.

"Allah...." nama Tuhan si puteri meniti di bibir. Bagai di ambil segala kekuatan, si puteri terduduk lesu.

Roh bertanya pada jasad..."Bila kali terakhir kamu membaca objek ungu ini?"

Minda si puteri melayang..jauh..seminggu lepas? 2 minggu lepas? sebulan lepas? atau..atau..atau..adakah...setahun yang lepas?

Allah, si puteri sendiri tidak ingat bila kali terakhir dia membelek kitab ungu itu...

Hina...hina...hina...hina...hina...betapa hinanya diriku, bisik si puteri..



'Cukup! Cukup setakat ini sahaja wahai si puteri.'

'Jangan menghina dirimu. Jangan mencaci dirimu. Jangan kau katakan yang tidak elok untuk dirimu.'


Si puteri memegang erat objek ungu yang berada di tangannya. Matanya tunduk memandang objek itu. Hatinya melonjak2 menyuruhnya membelek dan membaca is kandungannya. Si puteri lantas bangun, meletakkan objek ungu itu di tempat yang paling tinggi. Si puteri melangkah laju menuju ke sungai mandiannya. Entah kenapa, tiba-tiba sahaja kekuatan yang hilang sebentar tadi datang meresap ke dalam dirinya kembali. Di basuh muka, tangan, kepala dan kakinya.

Wah! Segar sungguh rasaya. Si puteri tersenyum gembira. Terasa dirinya bersih serta merta.

"Oh, aku tidak boleh lama di sini. Objek ungu sedang menunggu," kata si puteri lantas kakinya laju menuju ke arah objek ungu.

Kini, diri si puteri tertutup rapi. Indah bak bidadari kerana yg tertutup itu lebih indah. Tangannya mula membelek objek ungu...

"kejap..kejap..." kata si puteri kpd tangannya...

Si puteri memejamkan mata...

"Wahai Tuhan yang memiliki jiwaku, aku serahkan diriku padaMU mulai saat ini. Kau bimbinglah jiwaku agar ia tidak terjatuh ke lorong gelap lagi. Kau peganglah hatiku agar ia tetap melekat padaMU semata-mata..Wahai Tuhan Yang Maha melihat segala perbuatanku, aku pohon Kau berikanlah aku sepotong kalam cintaMu, sebagai azimat buat diriku yang sentiasa lupa padaMU..."


Si puteri membuka mata...

Si puteri tekad..Bila happy, objek ungu ini akan di bukanya..Bila sedih, objek ini juga yang akan menjadi penemannya. Pendek dan panjang kata, si puteri mahu menjadikan objek ungu ini sebagia temannya, di dunia dan akhirat...

Objek ungu di buka secara rambang. Terpampang tulisan yang indah. Si puteri melantunkan suara. Allah, terasa terisi kekosongan-kekosongan tadi satu persatu.

Habis satu muka. Kini, giliran tafsir pula. Mata si puteri berkaca-kaca..Tiba di ayat terakhir di muka surat itu, kaca-kaca di hujung mata si puteri bertukar menjadi air terjun yang tidak henti-henti turun..

'Allah..cepat sungguh Engkau makbulkan doaku..Cepat sungguh Engkau hadiahkan kalamMU untuk menjadi 'Prince Charming' diriku..'

Sekali lagi mata si puteri menatap ayat tersebut. Ayat yang diberi Allah buat dirinya yang sedang tercari-cari punca kekosongan di jiwa..Bibirnya bergerak perlahan mengalunkan ayat tersebut.......

"Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya AKU DEKAT ( Fa'inni qarib). Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepadaKU. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintahKU) dan beriman kepadaKU, agar mereka beroleh kebenaran"


[Al-Quranul Karim: Surah Al-baqarah: Ayat 186]

No comments:

Post a Comment